MAKALAH
Hormat
Terhadap Orang lain dan Menciptakan Proses Pembelajaran Berbasis Karakter
diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Karakter yang diampu oleh : Dr. Encep
Supriatna, M.Pd
Nama Kelompok :
Febi
Fujianti (1500247)
Ati
Rohmawati (1500783)
Eka
Cahya Swastika (1500992)
Lavenza
Dwir Cayani (1501268)
Kelas : 2-A PGSD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
KAMPUS SERANG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan karakter. Pembuatan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka dari itu kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah pendidikan karakter Dr. Encep
Supriatna, M.Pd. dan Deri Hendriawan, M.Pd. Tiada gading yang tak retak, tiada
manusia yang sempurna. Oleh karenanya kami mohon maaf atas tulisan kami yang
sangat jauh dari kesempurnaan ini. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Serang, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Makalah ...........................................................
Rumusan
Masalah .......................................................................
Tujuan
Penulisan .......................................................................
Manfaat
Penulisan ......................................................................
Sistematika
Penulisan .......................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
Hormat Terhadap Orang
Lain ...............................................
Menciptakan Proses
Pembelajaran Berbasis Karakter ...........
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................
Kritik
dan Saran ...............................................................................................
LAPORAN
HASIL DISKUSI
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dewasa ini, kita melihat banyaknya gejala sosial
yang berlaku di segenap lapisan masyarakat kita. Terlalu banyak sebab yang
dapat dikaitkan sebagai punca berlakunya gejala-gejala tersebut. Salah satu dari
sebab-sebab ini ialah terkikisnya nilai-nilai murni kesopanan dan rasa
hormat-menghormati antar sesama yang disemaikan agama dan budaya sejagat.
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai
sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia
tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di
setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis
guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan
berinteraksi dengan masyarakat, dan untuk itu perlu adanya pengembangan pembelajaran
berbasis karakter guna menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan itu
sendiri.
Untuk itu penulis menulis makalah yang berkaitan
dengan sikap hormat terhadap orang lain dan cara menciptakan proses
pembelajaran yang berbasis karakter.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa
masalah, diantaranya :
Apa
saja bentuk penghormatan terhadap orang lain?
Apa saja hal yang menunjukkan kepedulian terhadap kesehatanbersama?
Bagaimana menunjukkan perilaku hormat, santun, dan peduli terhadap sesama?
Bagaimana cara membangun
pembelajaran berbasis karakter?
Apa saja strategi
mengembangkan pembelajaran berbasis karakter?
Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui bentuk-bentuk penghormatan
terhadap orang lain;
Untuk mengetahui hal yang menunjukkan kepedulian
terhadap sesama;
Untuk mengetahui bagaimana menunjukkan perilaku
hormat, santun, dan peduli terhadap sesama;
Untuk mengetahui cara membangun pembelajaran berbasis karakter;
Untuk mengetahui strategi mengembangkan
pembelajaran berbasis karakter;
Untuk memenuhi tugas mata kuliah “pendidikan
karakter”.
Manfaat
Penulisan
Memberikan ilmu serta pengetahuan baik kepada tim
penyusun maupun kepada pihak lain tentang materi pendidikan karakter sehingga mampu
memahami makna dari pendidikan karakter dunia pendidikan.
Sistematika
Penulisan Masalah
Pada Bab I Pendahuluan, menguraikan mengenai latar
belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan dari isi makalah kami.
Pada Bab II Pembahasan, menguraikan mengenai
bentuk-bentuk perhormatan terhadap orang lain, sikap menunjukan kepedulian
terhadap sesama, cara menunjukan perilaku hormat, santun, dan peduli terhadap
sesama, bagaimana cara membangun pembelajaran berbasis karakter, dan
menguraikan strategi apa yang bisa digunakan dalam mengembangkan pembelajaran
berbasis karakter.
Pada Bab III Penutup, menguraikan menngenai
kesimpulan dan saran untuk melengkapi makalah kami.
BAB
2
PEMBAHASAN
Hormat
Terhadap Orang lain
Bentuk
Perhormatan Terhadap Orang Lain
Menurut Thomas Lickona
(2013:96) bentuk-bentuk Penghormatan:
Hormati
diri sendiri
Jika
Anda mempunyai pemikiran yang sepertinya mengatakan bahwa "Saya akan
menjadi orang yang mementingkan diri sendiri jika saya tidak memberikan seluruh
waktu saya untuk membantu orang lain" cobalah Anda bentuk lagi pemikiran
ini agar kalimatnya menjadi seperti ini "Dengan memberikan waktu kepada
diri sendiri, saya akan bisa memperhatikan orang lain dengan lebih baik."
Jika
seseorang tidak menghormati Anda, pertanyakanlah nilai hakiki Anda sebagai
manusia, Anda berhak untuk mempertanyakannya. Jika seseorang membuat pernyataan
yang sifatnya mendiskriminasi atau kejam, bicaralah. Katakan kepada mereka apa
yang membuat Anda merasa tidak dihormati dan apa sebabnya.
Dengarkan
dengan sungguh-sungguh
Banyak
orang yang tidak mampu mendengarkan dengan baik, karena mereka mudah terganggu,
selalu memeriksa ponsel mereka, atau sibuk memikirkan apa yang selanjutnya
ingin mereka katakan. Belajarlah untuk bisa sungguh-sungguh mendengarkan pada
saat orang lain sedang berbicara.
Tataplah mata orang
yang sedang berbicara. Jangan biarkan pandangan Anda berkeliaran ke seluruh
ruangan, atau mereka akan merasa bahwa Anda tidak memperhatikan apa yang sedang
mereka katakan,
Berikanlah perhatian
selama mereka berbicara. Matikan dulu ponsel Anda, atau matikan nada deringnya,
dan jika Anda menyadari bahwa pikiran Anda teralihkan, mintalah mereka
mengulang apa yang baru saja mereka katakan agar Anda bisa kembali melanjutkan
percakapan.
Jangan
mengganggu waktu dan keleluasaan pribadi orang lain.
Di
zaman modern seperti saat ini, kita tidak lagi mempunyai banyak waktu, jadi
jika Anda sampai terpaksa mengusik keleluasaan pribadi orang lain, pastikanlah
bahwa hal ini memang benar-benar harus Anda lakukan (misalnya karena rumahnya
terbakar, atau ada kecelakaan).
Jangan mengganggu
seseorang yang sedang membaca di tempat umum, seperti di kedai kopi, dalam
kendaraan umum, di taman, terutama jika mereka sedang memakai penyuara telinga.
Jika Anda tinggal serumah
bersama orang lain, tanyakan terlebih dulu sebelum Anda mengundang serombongan
orang untuk berkumpul di rumah, dan mintalah persetujuannya.
Tanggapilah
gagasan orang lain dengan penuh perhatian.
Dengarkan
gagasan, pendapat, dan nasihat dari orang lain dengan pikiran yang terbuka.
Anda tidak harus setuju dengan mereka, tetapi berikanlah kesediaan Anda untuk
memikirkan apa yang mereka katakan.
Contohnya, jika seorang
rekan kerja menyampaikan kepada Anda sebuah gagasan yang menurut Anda sangat
aneh, atau tidak bisa diterapkan, berikanlah kesediaan untuk mendengarkan
gagasannya dan pertimbangkanlah pro dan kontranya. Anda mungkin akan terkejut.
Jika seseorang
menyampaikan gagasan yang tidak sopan atau menyakiti perasaan orang lain
(misalnya mereka membahas tentang ras atau seksisme) Anda tidak mempunyai
kewajiban untuk mendengarkan ucapan mereka dan jika Anda bisa, Anda harus
menjelaskan kepada mereka bahwa apa yang mereka katakan adalah
pandangan-pandangan yang tidak pantas untuk dibahas.
Jangan
mengganggu waktu dan keleluasaan pribadi orang lain.
Di
zaman modern seperti saat ini, kita tidak lagi mempunyai banyak waktu, jadi
jika Anda sampai terpaksa mengusik keleluasaan pribadi orang lain, pastikanlah
bahwa hal ini memang benar-benar harus Anda lakukan (misalnya karena rumahnya
terbakar, atau ada kecelakaan).
Jangan mengganggu
seseorang yang sedang membaca di tempat umum, seperti di kedai kopi, dalam
kendaraan umum, di taman, terutama jika mereka sedang memakai penyuara telinga.
Jika Anda tinggal
serumah bersama orang lain, tanyakan terlebih dulu sebelum Anda mengundang
serombongan orang untuk berkumpul di rumah, dan mintalah persetujuannya.
Budayakanlah
perilaku yang baik.
Caranya
semudah mengucapkan "terima kasih" dan "tolong" pada saat
Anda meminta sesuatu dari orang lain. Cara ini menunjukkan bahwa Anda
menghargai waktu dan usaha yang orang lain berikan untuk menolong Anda dan
membuat mereka merasa dihormati.
Contoh
lain dari perilaku yang baik misalnya dengan tidak menyela sebuah pembicaraan.
Jika ada yang harus Anda sampaikan, tunggulah sampai Anda bisa menemukan waktu
yang tepat untuk mulai berbicara.
Menurut
Zubaedim (2012:28) mengemukakan bagaimana cara menghormati orang lain yaitu
sebagai berikut:
Hargai
perbedaan
Ada
banyak perbedaan pada setiap manusia, seperti kondisi sosial ekonomi, pekerjaan
dan peran. Misalnya, anak melihat tukang sampah di depannya, kemudian ia merasa
jijik dengan hal tersebut. Anak bisa saja mengeluarkan kata-kata yang tidak
baik.Nah, Mom bisa mengajaknya berdiskusi mengenai profesi orang tersebut.Beri
pandangan pada anak bahwa mengelola sampah merupakan tugas mulia yang
dijalankan oleh tukang sampah. Minta anak untuk membayangkan apa yang terjadi
jika tidak ada seorang pun yang mau menangani sampah. Dengan demikian, diharapkan
anak mampu berperilaku yang tepat saat melihat tukang sampah
Tumbuhkan
rasa empati anak
Rumus
sederhananya: jika orangtua berempati pada anak, maka anak akan lebih mudah
berempati pada orang lain. Hal-hal kecil yang bisa Mom lakukan, ketika anak
sedang belajar kemudian ia mengantuk, Mom sebagai orangtua bisa memberikannya
pengertian dengan berkata pada anak untuk melanjutkan belajarnya esok hari.
Mendengar hal itu, anak akan merasa dimengerti dan dihormati sebagai
pribadi
Jangan
lupa bilang “tolong” dan “terima kasih”
Sering
kali kita meminta anak untuk mengucapkan kata “tolong” saat membutuhkan bantuan
dan mengucapkan “terima kasih” saat sudah diberikan bantuan. Sayangnya, kita
kerap lupa mengucapkan kata-kata ‘sakti’ tersebut . Kata “tolong” dan “terima
kasih” adalah kata-kata singkat, namun penting untuk menunjukkan sikap hormat
pada orang lain
Biasakan
untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan
Jika
berjanji pada seseorang untuk mengajak ke arena bermain atau nonton
bioskop, ia tentunya berharap janji itu akan ditepati. Namun, suatu ketika
orang tua membatalkannya dan tidak jadi pergi karena sedang tidak enak badan
misalnya.Hal yang dapat kita lakukan adalah meminta maaf.kitaharus jujur
mengakui bahwa diri kita tidak bisa menepati janji akan menjadi ‘obat’
penghilang rasa kecewa.
Kepedulian
Terhadap Kesehatan Bersama
Diantara
kita, banyak sekali yang sekiranya kurang memperdulikan keadaan jasmaninya,
karena mereka menganggap bahwa itu hal yang tidak penting.Bagi mereka, yang
lebih penting adalah penunaian amanah-amanah dengan sukses dan sesuai dengan
aturan-aturan yang telah diketahui.Kurang peduli terhadap jasmani atau fisik
bisa seperti tidak menjaga asupan makanan yang sehat dan bergizi, sehingga
seringkali tubuh mudah terkena penyakit atau virus, kemudian tidak diobati
dengan tuntas sehingga menjadi penyakit yang begitu parah.(Sutrajo Adisusilo,
2013:65)
Ketidakpedulian
yang lainnya seperti tentang kebersihan tubuh.Kebersihan tubuh bisa seperti
kebersihan pakaian, rumah tempat tinggal, kamar pribadi, kebiasaan sehari-hari,
pergaulan di luar, dan lain-lain.Termasuk kurang peduli kepada penampilan,
misalnya memakai pakaian dengan warna yang mencolok, tidak serasi, memakai
pakaian tidak sesuai dengan waktunya atau acaranya dan jilbab yang tidak rapih.Tetapi
banyak pula muslimah yang memperlakukan tubuhnya secara berlebihan, sehingga
cenderung berperilaku boros, baik untuk pakaian yang dikenakan, perawatan tubuh
mereka, aksesoris perhiasan, dan lain sebagainya.(M. AR. Gayo, 1990:34)
Sehingga
pakaian muslimah yang digunakan tidak seusai lagi dengan syar’i (penutup
auratnya dengan tidak tipis/menerawang/ketat, berwarna mencolok mata). Seorang
muslimah yang mensyukuri nikmat tubuhnya, tentunya akan senantiasa bersikap
proporsional, menjaga dan merawat fisiknya dengan baik. Menjaga asupan energi
dari makanan dan minuman dengan memilih yang halal, bersih, serta
bergizi.Berolahraga dengan teratur agar kesehatan tetap terjaga.Porsi tidur
yang cukup dan berkualitas, bukan kuantitas.Karena kebersihan merupakan sebagian
dari iman, menjaga kebersihan diri (kebersihan kulit, wajah, rambut, kuku, bau
aroma tubuh) dan lingkungan (kamar tidur, toilet, pekarangan rumah) merupakan
beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan
seorang muslimah.(Doni Koesoema, 2010:38)
Kesehatan
wanita di masa muda akan sangat berpengaruh bagi kehidupannya kelak jika telah
berkeluarga. Misalnya untuk kesehatan reproduksinya, kesehatan organ
seksualnya, kekuatan tubuhnya untuk hamil, menyusui, mengurus rumah tangga, dan
aktif di masyarakat. Dalam berpakaian pun senantiasa sesuai dengan syari’at,
rapih, bersih, sehingga menciptakan kesan yang baik di masyarakat, sebagaimana
keharusan sosok wanita muslim. Ini merupakan bagian dari wujud sebagai rasa
syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberi kita nikmat hidup yang begitu
berlimpah. (Doni Koesoema, 2010:62)
Selain
itu, M. AR. Gayo Mengatakan (1990:67) untuk menunjukan rasa kepedulian kita
kepada kesehatan sesama, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan misalnya :
Tidak
Merokok Sembarangan
Semua
orang, telah mengetahui dampak negatif rokok bagi kehidupan.Menurut penelitian,
bahwa kurang lebih 11.000 orang meninggal akibat rokok.Hal tersebut terjadi
karena setiap seseorang menyalakan sebatang rokok, setiap kali pula seseorang
tersebut terkena lebih dari 4.000 bahan kimia beracun yang membahayakan. Rokok
mengandung 8 hingga 20 mg nikotin.Setelah dibakar, sekitar 25 persen nikotin
masuk ke dalam sirkulasi darah, dan dengan waktu 15 detik sampai ke otak
manusia.
Dengan
demikian, penghisap asap sampingan (perokok pasif) memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok. Perokok pasif adalah
orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut
mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang diembuskan balik oleh
perokok).Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa angka kejadian penyakit akibat
rokok lebih tinggi pada perokok pasif daripada perokok aktif. Dan bagi
anak-anak di bawah umur, terdapat risiko kematian mendadak akibat terpapar asap
rokok.
Menjaga
Kebersihan
Permasalahan
mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan perhatian khusus karena
sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam pengelolaan sampah berimbas
pada menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat, merusak estetika sekolah. Bahkan
menurut ahli kesehatan, polusi sampah mengakibatkan dampak buruk yaitu pertama,
terhadap kesehatan. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi
saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll karena faktor pembawa penyakit
tersebut, terutama lalat, kecoa, meningkat akibat sampah yang menggunung,
khususnya meningkatnya penyakit di TPA, demam berdarah, dsb
Pembuangan
sampah yang selama ini banyak dilakukan adalah dengan ditumpuknya dipinggir
jalan, sehingga dapat mengganggu lancarnya arus transportasi, demikian juga
dengan lingkungan sekolah kita yang kadang-kadang kita semua tidak peduli
terhadap kebersihan lingkungan sekolah baik didalam maupun diluar. Serta sampah‐sampah plastik
yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan
limbah. Disaat musim hujan tiba, saluran tidak bisa menahan air yang deras dan
akhirnya terjadilah pengikisan tanah atau teras dan sangat tidak sanggup
menahan tekanan air tadi dan lalu mencari daratan baru, yang akhirnya meluap
kepermukaan dan akan menyebabkan banjir.
Begitupun
dampak dari sampah yang dibakar, mungkin pembakaran sampah di pekarangan rumah
lebih praktis, tapi dalam jangka waktu yang panjang cara seperti ini sebenarnya
merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan lingkungan secara
keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini lama‐lama menjadi
bukit, karena polusi ini perlahan‐lahan
akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara
lain sakit gangguan pernafasan. Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau
tidaknya berdampak besar bagi otak manusia. Karena oksigen berupa
O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar berfungsi untuk
memperlancar peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu
dikhawatirkan oleh manusia.Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan
disekitarya.Oleh karena itu peran masyarakat dan kepedulian masyarakat sangat
dibutuhkan dalam rangka mewujudkan lingkungan yang bersih agar kita semua dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit.
Bahaya
Alkohol
Alkohol
adalah zat penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin
mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol
adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah
atau umbi umbian. Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada
beberapa faktor yaitu :
Jenis dan jumlah
alkohol yang dikonsumsi
Usia, berat badan, dan
jenis kelamin
Makanan yang ada di
dalam lambung
Pengalaman seseorang
minum- minuman beralkohol
Situasi dimana orang
minum
Euphoria ringan dan stimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam
darah.Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih
baik dan mereka mengabaikan efek buruknya. Resiko intoksikasi (”mabuk”) Gejala
intoksikasi alkohol yang paling umum adalah ”mabuk”, ”teler” sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Penurunan kesadaran seperti koma dapat
terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan
kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan
hilangnya produktifitas kerja (misalnya ”teler, kecelakaan akibat ngebut).
Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal.70 % dari
narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih
dari 40 % kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol. Pengaruh
Jangka Panjang Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat
menyebabkan :
Kerusakan jantung
Tekanan Darah Tinggi
Stroke
Kerusakan hati
Kanker saluran
pencernaan
Gangguan pencernaan
lainnya (misalnya tukak lambung)
Impotensi dan
berkurangnya kesuburan
Meningkatnya resiko
terkena kanker payudara
Kesulitan tidur
Kerusakan otak dengan
perubahan kepribadian dan suasana perasaan
Sulit dalam mengingat
dan berkonsentrasi.
Bahaya
Narkoba
Narkoba
(singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan
(adiksi ) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Dari
segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai narkoba dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) golongan :
Upper adalah jenis
narkoba yang membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan
amfetamin.
Downer adalah golongan
narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang
dengan sifatnya yang menenangkan / sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan
obat anti rasa cemas.
Halusinogen adalah
napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan
kegunaan medis.
Dampak
penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang
dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang. Dampak Fisik: Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. Gangguan
pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah.
Doni Kosoema mengatakan (2010:34) Upaya
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pecandu narkoba adalah:
Memberikan
bimbingan dan penyuluhan serta bimbingan untuk taat beragama serta patuh
terhadap hukum kepada semua lapisan masyarakat secara selektif dan prioritas.
Melaksanakan
bimbingan serta menyalurkan kegiatan masyarakat terutama generasi muda yang ada
kepada kegiatan positif seperti olahraga, kesenian dan lain-lain.
Melaksanakan
kegiatan edukatif dengan sasaran menghilangkan faktor-faktor
peluang, pola hidup bebas Narkoba dan penerangan secara dini terhadap
penyalahgunaan Narkoba
Perilaku
Hormat, Santun, dan Peduli Sesama
Perilaku
hormat
Menghormati
seseorang berarti melayani dengan penuh sopan, memandang tinggi kepadanya dan
menghargai kebaikannya. Sikap sebegini telah lama digariskan di dalam syariat
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan melalui contoh-contoh sikap Rasulullah
SAW yang ditonjolkan kepada kita sejajar dengan maksud sebuah hadis yang
berbunyi: “Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu ialah seperti yang terdapat dalam
al Quran” (Riwayat Bukhari Muslim). Allah SWT menyuruh kita memandang kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik dalam kehidupan kita sebagaimana
firmanNya di dalam surah al Qalam ayat 4: “Dan bahawa sesungguhnya engkau (Nabi
Muhammad SAW) mempunyai akhlak yang amat mulia.” (Agus Wibowo & Sigit
Purnama, 2013:44)
Agama
suci Islam telah memberi panduan yang jelas dalam aspek menghormati sesama
makhluk Allah sama ada menghormati sesama manusia mahupun makhluk-makhluknya
yang lain. Ini khususnya untuk memelihara hubungan yang baik kerana keberadaan
kita di muka bumi ini menuntut kerjasama yang terus buat pendekatan. Bahkan,
lebih jauh lagi, menghormati sesama manusia mencakupi hormat kepada yang tidak
sesuai yaitu antara yang muda kepada yang tua dan yang tua kepada yang muda
sebagaimana maksud hadis: “Barangsiapa tidak menaruh hormat kepada orang yang
lebih tua diantara kami atau tidak mengasihani yang lebih muda, tidaklah
termasuk golongan kami” (Hadis sahih riwayat Imam Ahmad dan disepakati yang
lain). (Agus Wibowo & Sigit Purnama, 2013:52)
Sebagai
seorang mahasiswa kita wajib menghormati orang lain. Baik itu pendapat, sikap,
tingkah laku maupun keyakinan. Kita tidak boleh mencaci maki keyakinan orang
lain. Kita harus bisa menghormati keyakinan atau pendapat orang lain. Ada
pepatah yang mengatakan kalau kita mau dihormati, maka kita harus menghormati
dulu. Mungkin pepatah itu bisa dijadikan motivasi buat kita aagar kita bissa
menghormati orang lain. (Wahyudin Sumpeno, 2009: 45).
Santun
Santun
adalah satu kata sederhana yang memiliki arti banyak dan dalam, berisi
nilai-nilai positif yang dicerminkan dalam perilaku dan perbuatan positif.
Perilaku positif lebih dikenal dengan santun yang dapat diimplementasikan pada
cara berbicara, cara berpakaian, cara memperlakukan orang lain, cara
mengekspresikan diri dimanapun dan kapan pun. Santun yang tercermin dalaman
perilaku bangsa Indonesia ini tidak tumbuh dengan sendirinya namun juga
merupakan suatu proses yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa yang
luhur. (Thomas Lickona, 2013:54).
Peduli
Sesama
Kehidupan
masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih individualis. Kebersamaan danm saling
tolong-menolong dengan penuh ketulusan yang dahulu menjadi ciri khas masyarakat
kita semakin menghilang.
Kepedulian
terhadap sesamapun semakin menipis.Konsentrasi kehidupan masyarakat sekarang
ini didominasi pada bagaimana mencapai mimpi-mimpi materialis. (Ngainun Naim,
2012:207).
Pergeseran
kehidupan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor
perubahan sosial yang berlangsung secara fasif. Berhubungan dengan
sesama manusia senantiasa penuh dengan dinamika. Tidak selalu semuanya
berjalan baik dan harmonis.
Tidak
jarang terjadi perbedaan. Munculnya konflik dan kekerasan yang belakangan banyak
terjadi di daerah indonesia menunjukkan bagaimana perbedaan tidak dijadikan
sebagai potensi untuk membangun kekayaan khazanah hidup. Padahal perbedaan
merupakan bagian dari hukum tuhan yang tidak mungkin untuk dihindari. Oleh karena itu
perbedaan harus dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya kehidupan. (Muchlas
Sumani dan Hariyanto, 2011: 67).
Berkaitan
dengan hal ini, penting merenungkan pendapat filsuf Deeepak Chora. Beliau menyatakan
“kalau kamu melayani sesama, kamu mendapatkan balasan yang lebih banyak. Kalau kamu memberikan
hal yang baik, hal yang baik akan mengalir kepadamu.” Peduli sesama harus
dilakukan tanpa pamrih. Tanpa pamrih berarti tidak mengharapkan balasan atau
pemberian apapun yang kita lakukan kepada orang lain. Jadi saat melakukan aktivitas
sebagai bentuk kepedulian, tidak ada keenggenan atau ucapan menggerutu. (Toto Suharto, 2012:
59).
Menciptakan
Proses Pembelajaran Berbasis Karakter
Membangaun
Pembelajaran Berbasis Karakter
Pelaksanaan
kurikulum berbasis karakter di dalam proses pembelajaran di sekolah
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran. Tahap-tahap ini akan diuraikan lebih
detail berikut ini :
Tahap Perencanaan
Pada tahap
perencanaan yang mula-mula dilakukan adalah analisis SK/KD, pengembangan
silabus berkarakter, penyusunan RPP berkarakter, dan penyiapan bahan ajar
berkarakter. Analisis SK/KD dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai
karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan.
Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan
untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD
yang bersangkutan. Guru dituntut lebih cermat dalam memunculkan nilai-nilai
yang ditargetkan dalam proses pembelajaran.
Secara
praktis pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah
dikembangkan sebelumnya dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat di
sebelah kanan komponen (kolom) Kompetensi Dasar atau di kolom silabus yang
paling kanan. Pada kolom tersebut diisi nilai(-nilai) karakter yang hendak
diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-nilai yang diisikan tidak hanya
terbatas pada nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis SK/KD, tetapi
dapat ditambah dengan nilai-nilai lainnya yang dapat dikembangkan melalui
kegiatan pembelajaran (bukan lewat substansi pembelajaran). Setelah itu,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian,
diadaptasi atau dirumuskan ulang dengan penyesuaian terhadap karakter yang
hendak dikembangkan. Metode menjadi sangat urgen di sini, karena akan
menentukan nilai-nilai karakter apa yang akan ditargetkan dalam proses
pembelajaran.
Sebagaimana
langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan
karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran juga dilakukan dengan cara
merevisi RPP yang telah ada. Revisi RPP dilakukan dengan langkah-langkah:
Rumusan tujuan pembelajaran
direvisi/diadaptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga
satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan
kognitif dan psikomotorik, tetapi juga afektif (karakter), dan (2) ditambah
tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter.
Pendekatan/metode pembelajaran
diubah (disesuaikan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi
peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga
mengembangkan karakter.
Langkah-langkah pembelajaran juga
direvisi. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap
pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup), direvisi atau ditambah agar
sebagian atau seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan
mengembangkan karakter. Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning), pembelajaran kooperatif (Cooperatif
Learning), dan pembelajaran aktif (misal: PAIKEM/Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) cukup efektif untuk mengembangkan karakter
peserta didik.
Bagian penilaian direvisi. Revisi
dilakukan dengan cara mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang
telah dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan
teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan
karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui
perkembangan karakter adalah observasi, Penilaian kinerja, penilaian antar
teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai karakter sebaiknya tidak dinyatakan
secara kuantitatif, tetapi secara kualitatif, misalnya:
BT: Belum
Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tandaawal
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.
MT: Mulai Terlihat, apabila peserta
didik sudah mulai memperlihatkan adanya tandatandaperilaku/karakter yang
dinyatakan dalam indikator tetap belum konsisten.
MB: Mulai
Berkembang,apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
MK: Menjadi
Kebiasaan atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator
secara konsisten (Dit. PSMP Kemdiknas, 2010).
Bahan ajar
disiapkan. Bahan ajar yang biasanya diambil dari buku ajar (buku teks) perlu
disiapkan dengan merevisi atau menambah nilai-nilai
karakter ke dalam pembahasan materi yang ada di dalamnya.
Buku-buku yang ada selama ini meskipun telah memenuhi sejumlah
kriteria kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan isi,
penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi
materinya masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter
di dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan embelajaran
dengan berpatokan pada kegiatan kegiatan pembelajaran pada buku-buku
tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum
berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus
dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi.
Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah
kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya
adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar yang
dipakai. Selain itu, adaptasi dapat dilakukan dengan merevisi substansi
pembelajarannya
Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik
mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan.
Pendahuluan
Berdasarkan Standar Proses, pada
kegiatan pendahuluan, guru:
menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Ada sejumlah
cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai, membangun kepedulian akan
nilai, dan membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap pembelajaran
ini. Berikut adalah beberapa contoh.
Guru datang tepat waktu (contoh nilai
yang ditanamkan: disiplin)
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika
memasuki ruang kelas (contoh
nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
Berdoa sebelum membuka pelajaran
(contoh nilai yang ditanamkan: religius)
Mengecek kehadiran siswa (contoh
nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
Mendoakan siswa yang tidak hadir
karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:
religius, peduli)
Memastikan bahwa setiap siswa datang
tepat waktu (contoh nilai yangditanamkan:
disiplin)
Menegur siswa yang terlambat dengan
sopan (contoh nilai yang ditanamkan:disiplin, santun, peduli)
Mengaitkan materi/kompetensi yang
akan dipelajari dengan karakter
Dengan merujuk pada silabus, RPP,
dan bahan ajar, menyampaikan butirkarakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD.
Inti
Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti
pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi
peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan
mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pada tahap elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan
kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta didik
memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.
Berikut
beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai
yang diambil dari Standar Proses.
Eksplorasi
Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber
(contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
Menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, kerja keras)
Memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling
menghargai, peduli lingkungan)
Melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa
percaya diri, mandiri)
Memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang
ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
Elaborasi
Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh
nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis.
Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya
diri, kritis, saling menghargai, santun)
Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh
nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan:
kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai
yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
Memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab,
percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang
ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh
nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,
kerjasama)
Konfirmasi
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai,
percaya diri, santun, kritis, logis)
Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai
yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
(contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
Memfasilitasi peserta didik untuk
lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara
lain dengan guru:
berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan:
peduli, santun);
membantu
menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis);
memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan
memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang
ditanamkan: peduli, percaya diri).
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis);
Melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan
kekurangan);
Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai,
percaya diri, santun, kritis, logis);
Merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik; dan
Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi
atau penilaian merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan karakter,
penilaian harus dilakukan dengan baik dan benar. Penilaian tidak hanya
menyangkut pencapaian kognitif peserta didik, tetapi juga pencapaian afektif
dan psikomorotiknya.
Penilaian
karakter lebih mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik peserta didik
dibandingkan pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilian yang dilakukan guru
bisa benardan objektif, guru harus memahami prinsip prinsip penilaian
yang benar sesuai dengan standar penilaian
yang sudah ditetapkan oleh para ahli penilaian. Pemerintah (Kemdiknas/Kemdikbud)
sudah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan yang dapat dipedomani
oleh guru dalam melakukan penilaian di sekolah, yakni
Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dalam
standar ini banyak teknik dan bentuk penilaian yang ditawarkan untuk melakukan
penilaian, termauk dalam penilaian karakter. Dalam penilaian karakter, guru
hendaknya membuat instrumen penilaian yang dilengkapi dengan rubrik penilaian
untuk menghindari penilaianyang subjektif, baik dalam bentuk instrumen
penilaian pengamatan (lembar pengamatan) maupun instrumen penilaian skala sikap
(misalnya skala Likert)
Strategi
Mengembangkan Pembelajaran Berbasis Karakter
Pelaksanaan
pendidikan berkarakter sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran perlu
segera dilakukan dengan melakukan berbagai bentuk strategi khusus di tingkat
sekolah. Hal ini diharapkan agar tujuan pembelajaran dengan mengarah kepada
pembentukan karakter dapat di capai yaitu membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila. Sehingga Strategi Pembelajaran Berkarakter disekolah
harus disusun dengan mengacu pada beberapa komponen yaitu strategi Kegiatan
Pembelajaran, Pengembangan budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar, Kegiatan
ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler, dan Kegiatan keseharian di
rumah dan di masyarakat.Secara rinci strategi pendidikan karakter di sekolah
dapat dilakukan dengan langkah berikut:
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat
menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang
membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu,
melalui pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang
komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada
tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga).
Pembelajaran
kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu: (a) pembelajaran berbasis
masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d)
pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi
tersebut dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter peserta didik,
seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.
Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan
ekstrakurikuler
Aspek yang juga perlu diperhatikan dalam
menyusun strategi adalah merancang kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di
tingkat sekolah. Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan
perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam
rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko
dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai seseorang, kita wajib menghormati orang lain. Baik
itu pendapat, sikap, tingkah laku maupun keyakinan. Kita tidak boleh mencaci
maki keyakinan orang lain. Kita harus bisa menghormati keyakinan atau pendapat
orang lain. Ada pepatah yang mengatakan kalau kita mau dihormati, maka kita
harus menghormati dulu. Mungkin pepatah itu bisa dijadikan motivasi buat kita
aagar kita bissa menghormati orang lain.
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah
dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus
diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itu, kita harus melaksanakan kurikulum
berbasis karakter di dalam proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua
mata pelajaran serta mempunyai strategi mengembangkan pembelajaran berbasis
karakter.
Kritik
dan Saran
Dalam
makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para pembaca, karena kami
menyadari makalah ini jauh dari sempurna.Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca yang dengan itu semua kami harapkan
makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ubadilahar. (2016). Pendidikan
Karakter [online]. Tersedia: http://ubadilahar.blogspot.co.id/2016/08/makalah-pendidikan-karakter-hormat-pada.html (diakses tanggal 01 Oktober 2016)
Rosalinda, D. (2015). Pembelajaran
Berbasis Karakter [online]. Tersedia: http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2015/02/pembelajaran-berbasis-karakter (diakses
tanggal 01 Oktober 2016)